Ilustrasi. Foto: Koran SI |
Adapun dalam video yang digagas oleh sebuah kelompok hak hewan di Australia, disiarkan 11 rumah pemotongan hewan Indonesia memperlakukan hewan ternak Australia dengan buruk seperti dicambuk, ditendang, dan disiksa hingga mati.
"Tujuan kami mempublikasikan video ini untuk membeberkan kepada masyarakat Australia apa yang terjadi pada sesama makhluk hidup di Indonesia dan untuk menghentikan sementara perdagangan ke Indonesia," ungkap salah satu aktivis hak hewan di Australia Glenys Oogjes, dilansir dari CNN, Kamis (2/6/2011).
Direktur Departemen Kesehatan Masyarakat Veteriner Departemen Pertanian Indonesia Djajadi menyayangkan kejadian ini. Dia menyatakan bahwa sapi Australia yang besar dan liar memang berbeda dengan sapi Indonesia.
"Namun, kami sudah punya rencana untuk menempatkan rumah potong untuk menjamin kesejahteraan binatang dengan memberi kotak penahan dalam menyembelih, pistol listrik untuk rumah potong hewan, serta pelatihan dan pendidikan bagi para pekerja," ungkap Djajadi.
Selain dianiaya, Ogjes juga menyebut bahwa penyembelihan ini tidak dilakukan melalui prosedur ala Islam, sehingga dagingnya tidak halal.
"Hewan-hewan yang seharusnya diperlakukan dengan baik dan menghadap kiblat ketika disembelih itu tak ada yang mereka penuhi. Mereka memotong hewan di atas hewan yang lain dan itu jelas tidak halal,” tegasnya.
Rekaman ini pun telah memicu kemarahan sejumlah pihak di Australia seperti dari Departemen Pertanian Australia dan puluhan ribu tanda tangan dalam sebuah petisi online, pihak oposisi, petani dan kelompok hak hewan yang menuntut penghentian ekspor hewan ke Indonesia.
Rabu kemarin, Asosiasi Kedokteran Hewan Australia dan PM Australia Julia Gillard juga bergabung dalam aksi dukungan ini dan menuntut penyembelihan hewan di Indonesia yang lebih manusiawi.
"Mulai pekan ini, kita telah menghentikan ekspor sapi karena kita tidak tahu hewan-hewan kita akan dikirim ke rumah potong yang mana di Indonesia, karena jumlahnya ribuan,” tutup Ogjes.
(ade)
0 Comment:
Post a Comment